Rabu, 30 Mei 2012

Makna Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Makna Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Mungkin sebagian besar orang Indonesia belum mengetahui perihal Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kalau Anda tidak percaya, coba Anda tanyakan pada orang-orang di sekeliling Anda. Sebagian besar akan menjawab "TIDAK TAHU"

Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei. Berbagai wacana diusung untuk memeriahkan momen tersebut. Berbagai media massa pun mengulas tentang pro dan kontra di balik peringatan ini. 

Kebiasaan merokok di Indonesia, memang sudah menjadi sesuatu yang begitu mengkhawatirkan. Bagaimana anak-anak sekolah di negeri ini, PASTI DAN PASTI ADA YANG MEROKOK. TIDAK PERCAYA? Coba Anda berkunjung ke sekolah-sekolah dan lihatlah faktanya.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia, bisa dimaknai dari 3 sisi yakni dari sisi pemakai, dari pabrik yang memproduksi tembakau dan tentu saja dari pemerintah sendiri.

1. Sebagai Pemakai

Pemakai tembakau memang kebanyakan kaum perokok, atau orang-orang yang begitu suka merokok. Berbagai peraturan sebenarnya sudah dirancang agar tidak merokok di tempat umum, tidak boleh merokok di dekat anak-anak sekolah atau mengharamkan merokok bagi kaum pelajar. Tentu berbagai peraturan ini tidak akan berarti apa-apa, apabila kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahaya di balik rokok ini. 

2. Pabrik Tembakau

Tentu saja dari pihak pabrik seharusnya mengurangi pasokan produksi tembakau. Kalau ditutup, mungkin akan banyak memakan korban, seperti bagaimana nasib ribuan karyawan yang bekerja di sana. Namun, pengurangan produksi rokok ini mudah-mudahan sedikit bisa mengurangi dampak dari rokok ini.

3. Pemerintah

Dari sisi pemerintah, ya seharusnya jelas. Harusnya bagaimana, kalau pemerintah masih beranggapan bahwa devisa benar-benar dari rokok. Pemerintah seharusnya mulai berpikir bahwa masih banyak hal yang bisa menyumbangkan selain devisa dari rokok. Mengurangi produksi rokok dengan berbagai peraturan pemerintah, seharusnya mulai ditegaskan kembali. Sehingga, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia bukan sekedar wacana mengambak bak asap rokok he he he...

Jadi, Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Mari maknai sebagai HARI BERHENTI MEROKOK.


Indra Hutapea


Redaktur: Miftahul Falah

Selasa, 15 Mei 2012

Mentan: Demi Kesuburan Tanah, Gunakan Pupuk Organik!


SUBANG - Kementrian Pertanian menyerukan agar para petani berupaya mengembalikan lahan-lahan yang miskin hara dengan mengupayakan penggunaan pupuk organik. Sebab, pemupukan dengan pupuk kimia dalam jangka waktu panjang mengakibatkan tanah menjadi miskin unsur hara.
Penggunaan pupuk organik di Subang telah terbukti meningkatkan produksi pertanian. Melalui pola pemupukan yang tepat telah meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan penyakit dengan peningkatan hasil produksi mencapai 30%. Salah satunya pupuk organik cair gremont.
Untuk mendukung hal itu menurut Menteri Pertanian, Suswono Kementerian Pertanian akan memberikan subsidi untuk pupuk organik dalam jumlah yang cukup besar.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertanian, Suswono pada kesempatan Panen Raya Padi di Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang Jawa Barat, Sabtu siang (12/5). Acara panen raya juga dihadiri Plt Bupati Subang Ojang Sohandi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron, Dirjen Tanaman Pangan, Udhoro Kasih Anggoro, Dirut Sang Hyang Sri Edi Budiono, Kadis Pertanian Jabar Endang Suhendar, Ketua KTNA Winarno Tohir, dan para pejabat Pemkab Subang.
Hasil Panen petani yang menggunakan pupuk organik cair gremont di Wiilayah Subang meningkat hingga 30% atau rata-rata 10,5 ton per hektar. Selain itu juga untuk meningkatkan priduksi pertanian akan membudayakan penggunaan bibit hibrida kepada petani. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam rangka menyukseskan surplus beras pada tahun 2014.
Menteri Pertanian RI Suswono juga berjanji akan mengupayakan agar pembangunan sodetan untuk memenuhi kebutuhan air lahan sawah di wilayah Pantai Utara (pantura) Kabupaten Subang bisa dilaksanakan secepatnya. Sebab selama ini sebagian wilayah pantura terlambat mendapat pasokan air karena aliran air dari jatiluhur mengalir ke Indramayu terlebih dulu, baru terakhir ke Subang. Dengan demikian keberadaan sodetan bisa mempercepat pasokan air ke ribuan hektare sawah tersebar di empat kecamatan wilayah pantura.
Mentan mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya luas areal sawah di beberapa kecamatan Kabupaten Subang selama ini kebagian pasokan air irigasi paling akhir. Kondisi itu membuat waktu tanam menjadi mundur setiap tahunnya. Penyebabnya aliran air dari Jatiluhur mengalirnya ke Indramayu terlebih dulu, setelah itu baru masuk wilayah Subang utara.
"Buat mengatasi ini, nanti akan dibuat sodetan. Supaya petani bisa melakukan tanam serentak. Sebab selama ini mereka kebagian sisanya, paling akhir. Bapak presiden sudah memerintahkan buat sodetan, tentunya segera ditindak lanjut PU. Jadi kalau sudah ada sodetan, air dari jatiluhur bisa langsung ke Subang," katanya.
Selain panen, kunjungan kerja Menteri Pertanian tersebut diisi dialog dengan para petani guna mendengar berbagai masukan dan keluhan yang dihadapi para petani. Plt. Bupati Subang, Ojang Sohandi, dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Menteri Pertanian pada Acara Panen Raya adalah kebangaan bagi Subang sebagai wilayah salah satu sentra penghasil beras terbesar di Jawa Barat ataupun Indonesia. Sekaligus sebagai kabupaten yang 70% warganya berprofesi petani.
Ditahun 2012, lanjut Plt. Bupati, Jawa Barat mendapat kuota produksi sebesar 1.000.100 (satu juta seratus) ton. Untuk memenuhi kuota tersebut, diakui banyak tantangan yang dihadapi. Diantaranya ialah kekurangan tenaga penyuluh pertanian. "Karena kurangnya sampai 1 tenaga penyuluh yang PNS membawahi sampai 5 desa. Untuk itu Mengharapkan dalam rekrutmen CPNS mengutamakan tenaga penyuluh pertanian," harap Plt. Bupati.
Kemudian tantangan infrastruktur yang kurang rapi. Akibatnya menjatuhkan harga hasil panen produksi petani sampai Rp 6 - 7 juta per hektar. Mengenai tekad pemerintah dalam mempertahankan areal pertanian, diharapkan pemerintah bisa memberikan dana konpensasi penghasil produksi beras.
Wakil Ketua Komis IV DPR RI, Herman Khaeron meyampaikan sebagai wakil rakyat berusaha memberikan perlindungan dan pemberdayaan petani Indonesia dengan menyusun RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Bagi wakil rakyat, kata Herman, perlindungan kepada petani adalah kewajiban pemerintah. Pihaknya merasakan masih banyak petani yang kesulitan mendapatkan kredit dan menghadapi resiko lainnya.
Untuk Ketahanan Pangan disusun pula UU Lahan berkelanjutan untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi yang mengikis lahan pertanian. Herman berharap bisa ditindaklanjuti oleh pihak Pemerintah Daerah dengan menyusun Perda yang mendukung pada lahan pertanian berkelanjutan.

Pemda Diminta Buat Perda Lindungi Lahan Pertanian


TEGAL - Menteri pertanian Suswono meminta agar pemerintah daerah keluarkan peraturan khusus tentang perlindungan lahan pertanian di daerah masing-masing. Himbauan menteri pertanian ini terkait dengan turunnya hasil produksi pangan akibat menyempitnya lahan.

“Ini untuk perlindungan sekaligus penguatan produksi pangan,” ujar Suswono, saat kunjungan kerja di Ulang Tahun Kabupaten Tegal, Sabtu 12 Mei 2012 malam.

Menurut Mentan, alih fungsi lahan pertanian produktif untuk kepentingan industri dan perumahan yang terjadi pada akhir-akhir ini mencapai 100 ribu hektare per tahun. “Kondisi ini menyebabkan turunnya produktivitas pangan di luar pengaruh perubahan iklim,” kata Suswono.

Keberadaan Perda khusus sekaligus merealisasikan kebijakan pemerintah pusat yang sebelumnya telah mengeluarkan undang nomor undang-undang nomor 41 tahun 2009 dan peraturan pemerintah nomor 12 tahun 2012. Aturan yang berisi tentang insentif perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Suswono melanjutkan peraturan daerah tentang perlindungan lahan pertanian juga dapat mengatur tentang pemanfaatan sejumlah lahan produktif lain seperti rawa-rawa. Lahan yang bisa digunakan untuk memproduksi padi.

Berdasarkan catatan pemerintah, produksi padi secara nasional tahun 2011 lalu hanya 65 juta ton atau turun dari tahun 2010. “Sedangkan target pada tahun 2012 ini diharapkan naik hingga 68 juta ton atau naik hingga lebih 3 persen,” katanya.

Langkah lain yang dilakukan untuk mempertahankan hasil produksi pangan dengan cara kreativitas produksi tanaman melalui bibit unggul dan pengurangan resiko hama tanaman.

Pada acara Ulang Tahun Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mentan melakukan moci bareng dengan rakyat Tegal. Acara ini memecahkan rekor peminum teh terbanyak. Acara yang dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) ini digelar di halaman pendopo Kabupaten Tegal.

Panitia menyediakan poci, gula batu, serta sendok untuk menyeduh, yang dijejerkan rapi di halaman pendopo. Jumlah peminum teh poci tercatat sampai 6.000 orang. Seperti diketahui, selama ini Kabupaten Tegal merupakan sentra pabrik teh. Sedangkan martabak juga awalnya dibuat oleh orang Kabupaten Tegal, yang sentranya di Kecamatan Lebaksiu.

Selain Menteri Pertanian Suswono, hadir pula dalam acara tersebut sejumlah tokoh asal kabupaten Tegal seperti dalang edan Ki Enthus Susmono, dalang wayang suket Ki Slamet Gendono. "Kita patut bersyukur tidak sedikit orang asal Kabupaten Tegal yang reputasinya dikenal secara nasional," ujar Suswono.

Menteri Pertanian, Suswono pada kesempatan tersebut juga menyerahkan penghargaan kepada pencipta tari endel, Suwitri. Tari endel salahsatu tari khas Tegal tersebut mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Tegal yang diserahkan oleh Menteri Pertanian, Suswono. Beliau juga melakukan pengundian dor prize dan menyerahkan langsung hadiahnya kepada pemenang berupa satu unit motor.

Jumat, 04 Mei 2012

Syukri, Petani Pemulia Benih Jagung

Syukri, Petani Pemulia Benih Jagung

Liputan6.com, Solok
: Berjalan di antara ladang jagung percobaan menjadi keseharian Syukri--petani jagung di Solok, Sumatra Barat. Sebagai petani sekaligus pemulia benih jagung, hingga kini Syukri telah menghasilkan tiga varietas jagung hibrida.

Syukri mengaku belajar bertani jagung otodidak dari buku dan setelah mendapat bibit jagung unggul dari Negeri Paman Sam. Usahanya yang menghasilkan tiga varietas jagung hibrida diakui secara ilmiah, setelah melalui saringan ketat yang dilakukan para guru besar bidang pertanian.

"Setelah lolos berbagai uji, kualitas itu (varietas jagung hibrida) boleh dilepas," ujar pakar pertanian Universitas Andalas, Sutoyo.

Setelah berhasil melepas tiga varietas, Syukri dipercaya oleh sebuah BUMN untuk memproduksi bibit jagung secara massal. Dia kemudian mengajak warga di kampungnya ikut menanam jagung untuk dijadikan bibit dengan pola bapak angkat. Ajakan Syukri mendapat sambutan warga di kampungnya yang tertarik untuk menjadi petani.

Lapangan kerja tidak hanya bagi petani di lahan kebun jagung, pun di tempat pengolahan jagung untuk dijadikan bibit. "Jagung ini murni dan lebih baik. Selain itu, kita jadi bisa membuka lapangan kerja baru," jelas Syukri.

Sebagai petani dan pemulia benih yang berhasil, Syukri masih terus berupaya menemukan bibit unggul yang terbaik. Dan apa yang dihasilkan tentu tidak datang tiba-tiba. Perlu upaya keras dan dukungan banyak pihak, terutama warga terdekat.(ASW/ULF)