Syukri mengaku belajar bertani jagung otodidak dari buku dan setelah mendapat bibit jagung unggul dari Negeri Paman Sam. Usahanya yang menghasilkan tiga varietas jagung hibrida diakui secara ilmiah, setelah melalui saringan ketat yang dilakukan para guru besar bidang pertanian.
"Setelah lolos berbagai uji, kualitas itu (varietas jagung hibrida) boleh dilepas," ujar pakar pertanian Universitas Andalas, Sutoyo.
Setelah berhasil melepas tiga varietas, Syukri dipercaya oleh sebuah BUMN untuk memproduksi bibit jagung secara massal. Dia kemudian mengajak warga di kampungnya ikut menanam jagung untuk dijadikan bibit dengan pola bapak angkat. Ajakan Syukri mendapat sambutan warga di kampungnya yang tertarik untuk menjadi petani.
Lapangan kerja tidak hanya bagi petani di lahan kebun jagung, pun di tempat pengolahan jagung untuk dijadikan bibit. "Jagung ini murni dan lebih baik. Selain itu, kita jadi bisa membuka lapangan kerja baru," jelas Syukri.
Sebagai petani dan pemulia benih yang berhasil, Syukri masih terus berupaya menemukan bibit unggul yang terbaik. Dan apa yang dihasilkan tentu tidak datang tiba-tiba. Perlu upaya keras dan dukungan banyak pihak, terutama warga terdekat.(ASW/ULF)
wah... keren banget nih babak...... :)
BalasHapus