DEPOK - Menjelang Peringatan Hari Kartini pada 21 April mendatang, Universitas Indonesia (UI) menggelar diskusi publik bertajuk Kepemimpinan Perempuan.
Dalam diskusi yang pesertanya didominasi mahasiswi itu, Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli mengatakan, peran perempuan dalam kehidupan tidak diragukan lagi. Para pejuang perempuan dahulu betul-betul gigih membela martabat bangsa. Namun, salah satu pejuang perempuan, yakni RA Kartini, begitu besar jasanya dalam dunia pendidikan dan kesetaraan gender.
"RA Kartini berjuang agar ada kesetaraan gender dalam pendidikan. Meski demikian, masih ada polemik mengapa hari lahir pejuang wanita lainnya tidak diperingati," kata Melani kepada wartawan di Balai Sidang UI, Kampus Depok, Rabu (18/4/2012).
Perempuan, kata dia, sesuai perkembangan zaman tak lagi hanya mengurus rumah, tetapi memperoleh hak yang sama, sejajar dengan laki-laki. Wanita juga mampu berpartisipasi dalam bidang politik.
"Wanita punya peran ganda, sebagai orangtua, ibu, dan wanita karier, tak ada lagi diskriminasi gender. Perempuan bahkan punya kesempatan yang sama dalam politik," tegasnya.
Melani pun mengajak seluruh mahasiswi untuk tidak takut terjun ke dunia politik. Hal itu bisa dimulai dengan mengenal politik dahulu di dunia kampus.
"Perempuan di dunia politik diperlukan untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan di DPR. Sudah diberi kesempatan saja, masih sulit untuk memenuhi kuota itu," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengatakan, meski zaman sudah modern, tidak dapat dimungkiri bahwa budaya patriarki masih melekat, terutama di suku Jawa.
"Namun perempuan masa kini harus punya cara untuk sukses tidak hanya di rumah tangganya, tetapi juga di luar rumah. Karena kita tidak bisa mengindari kehidupan modern, maka jenis tugas dan tanggung jawab perempuan harus mampu mendobrak budaya patriarki itu," paparnya.(rfa)
Dalam diskusi yang pesertanya didominasi mahasiswi itu, Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli mengatakan, peran perempuan dalam kehidupan tidak diragukan lagi. Para pejuang perempuan dahulu betul-betul gigih membela martabat bangsa. Namun, salah satu pejuang perempuan, yakni RA Kartini, begitu besar jasanya dalam dunia pendidikan dan kesetaraan gender.
"RA Kartini berjuang agar ada kesetaraan gender dalam pendidikan. Meski demikian, masih ada polemik mengapa hari lahir pejuang wanita lainnya tidak diperingati," kata Melani kepada wartawan di Balai Sidang UI, Kampus Depok, Rabu (18/4/2012).
Perempuan, kata dia, sesuai perkembangan zaman tak lagi hanya mengurus rumah, tetapi memperoleh hak yang sama, sejajar dengan laki-laki. Wanita juga mampu berpartisipasi dalam bidang politik.
"Wanita punya peran ganda, sebagai orangtua, ibu, dan wanita karier, tak ada lagi diskriminasi gender. Perempuan bahkan punya kesempatan yang sama dalam politik," tegasnya.
Melani pun mengajak seluruh mahasiswi untuk tidak takut terjun ke dunia politik. Hal itu bisa dimulai dengan mengenal politik dahulu di dunia kampus.
"Perempuan di dunia politik diperlukan untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan di DPR. Sudah diberi kesempatan saja, masih sulit untuk memenuhi kuota itu," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengatakan, meski zaman sudah modern, tidak dapat dimungkiri bahwa budaya patriarki masih melekat, terutama di suku Jawa.
"Namun perempuan masa kini harus punya cara untuk sukses tidak hanya di rumah tangganya, tetapi juga di luar rumah. Karena kita tidak bisa mengindari kehidupan modern, maka jenis tugas dan tanggung jawab perempuan harus mampu mendobrak budaya patriarki itu," paparnya.(rfa)
sumber : http://kampus.okezone.com/read/2012/04/18/373/613892/mahasiswi-jangan-takut-terjun-ke-politik
bener banget...
BalasHapusharus tau politik juga, sebelum dipolitik'in ma orang :D