Liputan6.com, Jakarta: Earth Day atau Hari Bumi jatuh setiap tanggal 22 April. Perayaan ini ditujukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat atas masalah lingkungan yang ada. Hari Bumi pertama kali dirayakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Jutaan orang, terutama siswa sekolah dan mahasiswa, berkumpul dalam sebuah acara rally yang salah satunya berisi program edukasi lingkungan.
Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin adalah pencetus pertama Hari Bumi. Ia memiliki keyakinan bisa menyatukan kekuatan gerakan lingkungan dan meningkatkan kesadaran ekologi. "Tujuannya adalah demonstrasi nasional atas kepedulian lingkungan. Gerakan ini sedemikian besarnya sehingga bisa menggoyahkan pendirian politik," kata Nelson saat itu.
Gerakan ini memang akhirnya membuahkan hasil dengan didirikannya Agensi Perlindungan Lingkungan (EPA). Badan ini didirikan dengan tujuan sebagai regulator dan menerapkan undang-undang polusi di AS.
Seiring berjalannya waktu, Hari Bumi makin populer di kalangan masyarakat dunia. Terbukti di perayaan ke-20 Hari Bumi pada 22 April 1990, lebih dari 200 juta orang dari 141 negara turut berpartisipasi. Masuk tahun 2000, di perayaan ke-30 Hari Bumi, peserta bertambah dari 183 negara di dunia.
"Hari Bumi secara konsisten diikuti sekitar satu miliar orang dari 192 negara tiap tahunnya," ujar Bryan Buchanan selaku juru bicara Earth Day Network, Jumat lalu.
Di Indonesia, perayaan Hari Bumi sudah dibuka dengan penyelenggaraan Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE), di Balai Sidang Jakarta Convention Center, mulai 19-22 April 2012. ICCEFE yang kedua kalinya ini mengambil tema Response to Climate Change.(NatGeo/ADO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar