Jumat, 06 April 2012

Sorgum dan Aren Sangat Potensial Atasi Masalah BBM

Bandung - PT Bakti Usaha Menanam Nusantara (BUMN) Hijau Lestari I saat ini tengah fokus untuk mengembangkan usaha sorgum (tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri) dan Aren untuk mengatasi masalah bahan bakar minyak (BBM) terutama bioetanol.

Di tahun 2012 ini pengusaha tanaman sorgum secara agroforestry sudah dikembangkan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Potensi pasokan bioetanol lainnya, juga muncul dari tanaman pohon aren, yang tergolong komoditas spesifik Jabar. Selain digunakan produksi gula dan kolang-kaling, pohon aren juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol dari niranya.

Dalam rilis yang diterima detikbandung, sejak tahun 2009 pengembangan kembali usaha tanaman aren di Jabar sudah dilakukan, misalnya di Kab. Bandung. Tahun 2012 ini pengembangannya dilakukan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, dengan bibit berpotensi produksi 30-40 liter/pohon/hari.

Walau hasil panen baru diperoleh 6-7 tahun ke depan, namun masyarakat yang membudidayakan tak perlu menunggu lama memperoleh pemasukan. Karena usaha tanaman aren dilakukan secara agroforestry, di mana komoditas tanaman semusim juga dikembangkan seperti sorgum, kacang-kacangan di sela-sela pohon-pohon kayu-kayuan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT BUMN HL I, Ali Rahman mengatakan, harus ada perusahaan pemerintah terjun serius dalam produksi bioetanol. Selain itu diharapkan pemerintah (melalui Badan Usaha Milik Negara, yang dalam hal ini Pertamina dan PLN) mampu mengatur dan menjamin kontinuitas produksi maupun pemasaran bioetanol, karena ke depan akan menjadi buruan masyarakat.

"Tampaknya, Indonesia akan tergiring kepada situasi wajib menggunakan bioetanol untuk sejumlah sektor. Ini upaya mengantisipasi situasi terpaksa sekaligus menjaga ketahanan energi nasional di tengah gejolak harga BBM dunia dan tingginya permintaan BBM tersebut," ujarnya.


Sementara itu, Direktur Utama BUMN HL I, Zulfi R Pohan, mengatakan, pembangunan pabrik bioetanol oleh BUMN HL I berlokasi di sekitar Bandung. Kapasitas terpasang pabrik bioetanol, untuk sorgum 20.000 liter/hari atau 4.000 liter/tahun. Namun kebutuhan dana belanja modal pembangunan pabrik tersebut sekitar Rp 20 miliar per pabrik.

"Kami sebenarnya sedang memproses proses kepada Kementerian BUMN. Sekitar sepuluh persen subsidi energi, dapat dimasukkan ke pengembangan bioetanol, jika BBN ini dianggap penting BBN bioetanol harus dibantu," katanya.




(avi/avi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar